Set-top box (STB) dan modul stick streaming merupakan cara praktis dan ekonomis untuk menjadikan TV biasa menjadi sepintar smart TV. Namun, produk jenis STB dan stick streaming (misalnya Google Chromecast) bagi Intel belumlah cukup.
Berangkat dari hal tersebut, Intel mencoba menawarkan produk baru yang diklaim lebih lengkap dan smart dibandingkan STB dan modul stick streaming. Produk baru tersebut adalah Intel Compute Stick yang merupakan PC seukuran USB flash drive yang berbasiskan chip Bay Trail, lengkap dengan sebuah port USB, Wi-Fi, Bluetooth, slot micro SD, dan tentu saja dua pilihan sistem operasi (Windows 8.1 dengan Bing app dan Linux OS).
Menurut pengamatan ArsTechnica yang mencoba langsung Intel Compute Stick di ajang CES 2015, PC ultra mini ini hanya sedikit lebih besar dan gemuk daripada USB Flash Drive (UFD) atau Chromecast. Ukuran Compute Stick yang lebih montok ini sudah diantisipasi Intel dengan menyediakan kabel extention agar port HDMI atau port lainnya tidak terhalang oleh sosok "smart stick" tersebut.
Intel Compute Stick menawarkan sejumlah potensi baru dalam penerapannya. Misalnya di segmen bisnis, pengguna bisa memasangnya langsung ke port HDMI monitor atau TV unutk difungsikan sebagai sebuah digital signage kiosk. Pengguna di rumah dapat memasang Compute Stick via port HDMI pada non–smart TV untuk menjadikannya layaknya suatu HTPC (Home theater PC) yang menawarkan fasilitas yang jauh lebih lengkap daripada streaming stick atau STB. Sedikit masalah yang mungkin perlu dibenahi Intel adalah pasokan daya (listrik) Compute stick yang tidak disediakan oleh port HDMI tetapi harus melalui port micro USB tersendiri (atau USB power adapter).
Pada salah satu sisi Compute Stick terdapat port micro USB (untuk power supply), tombol power, dan port ukuran standar USB. Port USB ini bisa dipasangkan dengan berbagai periferal USB. Adapun sisi lainnya terdapat slot microSD card unutk dipasangkan dengan media storage microSD eksternal.
Intel Compute Stick tersedia dalam dua varian, yaitu Compute Stick dengan Windows 8.1 (RAM 2 GB dan media storage 32 GB) seharga US$ 149, dan Compute Stick dengan sistem Linux (RAM 1GB dan media storage 8 GB ) seharga US$ 89. Menurut Intel, “kandidat” kuat distro Linux-nya adalah Ubuntu, meskipun terbuka ruang untuk meng-install distro Linux lainnya, layaknya meng-install OS di PC desktop.
Kedua varian Intel Compute Stick akan dilengkapi dengan prosesor quad-core Intel Atom Z3735F (Bay Trail-T platform), Bluetooth 4.0, dan Wi-Fi 2.4GHz 802.11n. Kehadirannya di pasar konsumen diperkirakan akan terjadi di kuartal pertama 2015 ini.
Inovasi produk Intel Compute Stick dengan prosesor x64 sebenarnya sudah cukup lama diimplemantasikan kubu ARM dengan SoC hemat dayanya. Konsumsi daya yang semakin kecil dari Atom Z3735F (TDP berkisar 4 Watt) menjadi salah satu alasan Intel untuk mulai menghadirkannya dalam profil seukuran USB Flash Drive (UFD).
Berangkat dari hal tersebut, Intel mencoba menawarkan produk baru yang diklaim lebih lengkap dan smart dibandingkan STB dan modul stick streaming. Produk baru tersebut adalah Intel Compute Stick yang merupakan PC seukuran USB flash drive yang berbasiskan chip Bay Trail, lengkap dengan sebuah port USB, Wi-Fi, Bluetooth, slot micro SD, dan tentu saja dua pilihan sistem operasi (Windows 8.1 dengan Bing app dan Linux OS).
Menurut pengamatan ArsTechnica yang mencoba langsung Intel Compute Stick di ajang CES 2015, PC ultra mini ini hanya sedikit lebih besar dan gemuk daripada USB Flash Drive (UFD) atau Chromecast. Ukuran Compute Stick yang lebih montok ini sudah diantisipasi Intel dengan menyediakan kabel extention agar port HDMI atau port lainnya tidak terhalang oleh sosok "smart stick" tersebut.
Intel Compute Stick menawarkan sejumlah potensi baru dalam penerapannya. Misalnya di segmen bisnis, pengguna bisa memasangnya langsung ke port HDMI monitor atau TV unutk difungsikan sebagai sebuah digital signage kiosk. Pengguna di rumah dapat memasang Compute Stick via port HDMI pada non–smart TV untuk menjadikannya layaknya suatu HTPC (Home theater PC) yang menawarkan fasilitas yang jauh lebih lengkap daripada streaming stick atau STB. Sedikit masalah yang mungkin perlu dibenahi Intel adalah pasokan daya (listrik) Compute stick yang tidak disediakan oleh port HDMI tetapi harus melalui port micro USB tersendiri (atau USB power adapter).
Pada salah satu sisi Compute Stick terdapat port micro USB (untuk power supply), tombol power, dan port ukuran standar USB. Port USB ini bisa dipasangkan dengan berbagai periferal USB. Adapun sisi lainnya terdapat slot microSD card unutk dipasangkan dengan media storage microSD eksternal.
Intel Compute Stick tersedia dalam dua varian, yaitu Compute Stick dengan Windows 8.1 (RAM 2 GB dan media storage 32 GB) seharga US$ 149, dan Compute Stick dengan sistem Linux (RAM 1GB dan media storage 8 GB ) seharga US$ 89. Menurut Intel, “kandidat” kuat distro Linux-nya adalah Ubuntu, meskipun terbuka ruang untuk meng-install distro Linux lainnya, layaknya meng-install OS di PC desktop.
Kedua varian Intel Compute Stick akan dilengkapi dengan prosesor quad-core Intel Atom Z3735F (Bay Trail-T platform), Bluetooth 4.0, dan Wi-Fi 2.4GHz 802.11n. Kehadirannya di pasar konsumen diperkirakan akan terjadi di kuartal pertama 2015 ini.
Inovasi produk Intel Compute Stick dengan prosesor x64 sebenarnya sudah cukup lama diimplemantasikan kubu ARM dengan SoC hemat dayanya. Konsumsi daya yang semakin kecil dari Atom Z3735F (TDP berkisar 4 Watt) menjadi salah satu alasan Intel untuk mulai menghadirkannya dalam profil seukuran USB Flash Drive (UFD).
0 komentar:
Posting Komentar